TANZANIA

Anda ingin merasakan tidur di alam Afrika yang terbuka? Ditemani dengan suara - suara hewan liar? 
Ingin tidur dialam terbuka di tenda dengan budget murah? Atau di tenda yang ber-fasilitas bintang 5 plus personal buttler anda? 
Nikmati safari di alam liar Afrika dengan selera anda, baik low budget tent, exclusive tent ataupun lodges. Apapun pilihannya Tanzania akan memberikan anda kepuasan.



Luanda, April 2013

9.00 Berangkat dari rumah kami di Luanda (Angola) menuju Airport. Check in berjalan lancar.
13.00 Pesawat yang kami gunakan, Kenya Airlines berangkat menuju Nairobi (Kenya), penerbangan  kami tempuh dalam waktu 3.5 jam. Perbedaan waktu antara Tanzania dari Angola adalah 2 jam lebih awal. Transit di Nairobi selama beberapa jam. Airport di Nairobi sangat ramai, messed up, kios-kios kecil disepanjang jalan, sedikit terkesan seperti pasar di Blok M atau Melawai, jauh dari kesan airport sama sekali. 
22.00 Nairobi - Tanzania. Kami menaiki pesawat kecil Precisions dengan propeller menuju Kilimanjaro airport di Tanzania hanya dalam waktu sekitar 40 menit.
23.00 Tiba di Kilimanjaro airport, pesawat yang kami tumpangi hanya ada beberapa penumpang saja. Isi formulir kedatangan, visa on arrival, dan kami di welcome oleh petugas imigrasi dengan sangat ramah. "Karibu" katanya, yang artinya Welcome.

23.30 Kami penumpang paling akhir keluar dari airport. Diluar kami sudah ditunggu oleh supir  dan sekaligus guide kami selama kami di Tanzania nanti nya, Tito namanya. Anak muda berumur 25 tahun, sangat sopan dan terlihat pintar, bahasa Inggris nya pun lancar, Di Tanzania bahasa yang digunakan adalah Swahili. 

"Karibu", Welcome katanya dengan ramah. "Ashante"(Thank you) jawabku, kebetulan aku sempat membaca-baca majalah di dalam pesawat, dan ada beberapa kata-kata sehari-hari dalam Swahili, yang sempat aku ingat-ingat. Kami menaiki mobil Safari berwarna coklat muda, Toyota Land Cruiser, 7 tempat duduk, yang berlorong, semua tempat duduk satu-satu, anak-anak senang bukan main, tak sabar  mereka lompat ke dalam Land Cruiser dan berebut tempat duduk, semua tempat duduk mempunyai jendela, sungguh nyaman.

Dalam waktu 40 menit, kami sudah berada di Hotel Arusha, kami akan bermalam hanya satu malam saja disini, karena esoknya harus berangkat ke Lake Manyara. Hotel Arusha sangat bersih dan nyaman, hotel yang dibangun sejak tahun 1897 itu merupakan hotel pertama di Arusha. Kami semua dapat 1 kamar, dua tempat tidur queen, dan satu extra bed. Semua bergantian mandi, kemudian kami semua terlelap.

The journey begins here


Day 1 -  LAKE MANYARA

Perjalanan kami dimulai
Sarapan pagi di hotel enak sekali, pertama kali dalam tiga bulan akhirnya aku menikmati sarapan hotel. Cuaca sangat mendung, dan diluar semua nya basah dikarenakan hujan semalam. Kami semua berharap supaya tidak akan hujan hari ini. Tito, supir kami sudah berdo'a semalam katanya, meminta supaya hari ini tidak turun hujan :)


Setelah makan pagi, kami check out dari hotel, naik ke mobil safari dan siap dengan perjalanan kami. Kami menukar uang di kota Arusha, hanya dalam jumlah $100 dollar saja kami tukar kan ke dalam Tanzanian Shilling, untuk berjaga-jaga siapa tahu di perlukan nantinya. Tidak perlu banyak-banyak ditukar, karena mata uang dollar pun bisa di gunakan disana.


Orang-orang Maasai menggembala ternak nya

Selama perjalanan kami dari Arusha ke Lake Manyara, kami melewati pemandangan indah, dataran  yang sangat jauh dan luas, dengan perbukitan hijau sebagai latar belakangnya, dan langit yang sangat biru dengan di hiasi awan-awan putih bergumpal, kontras semua warna nya. Tiap-tiap beberapa kilometer kami melewati gubug-gubug suku Maasai. Uniknya kampung-kampung Maasai ini terbentuk dalam jumlah komunitas kecil, ada yang terdiri dari lima gubuk saja, sampai 20 gubuk. Kami pun melewati orang-orang Maasai yang sedang menggembala ternak-ternak nya, sapi dan kambing biasanya. Orang-orang Maasai ini berpakaian seperti sarung, yang kebanyakan berwarna merah.


Lodge anak-anak yang berada persis di sebelah lodge kami
Kami tiba siang hari di Escarpment Luxury Lodge di Lake Manyara. Di depan lodge kami sudah ditunggu dengan handuk dingin dan welcome drink berupa juice segar. Para staff di Escarpment lodge ini sangat ramah-ramah. Kami diantar ke kamar kami, anak-anak mendapatkan kamar mereka sendiri. Kamar di lodge ini sangat unik, anak-anak senang nya bukan main, di depan kamar ada teras yang menghadap ke alam liar.

Escarpment lodge menjamin memberikan kenikmatan dan keindahan kepada tamu-tamunya. Pondok-pondok yang memberikan keindahan luar biasa dari semak-semak Afrika dan kenyamanan kamar-kamarnya. Escarpment lodge mempunyai sekitar 20 kamar saja. Semua kamar-kamar didekorasi secara unik dan luxury dan sangat-sangat romantis. Selain memiliki shower dan toilet secara terpisah, bath-tub di kamar-kamar nya berada di ruangan terbuka. Sangat mengundang.... Di lodge utama terdapat restaurant, lobby, ruangan santai,  dan teras-teras dengan kursi-kursi malas memandang pemandangan liar Afrika yang memberikan pemandangan indah luar biasa, jurang hijau dan danau Manyara di kejauhan. Hari itu kami menikmati makan siang di lodge sambil menikmati indahnya lake Manyara di kejauhan dan hamparan jurang padang hijau, tak terungkap kan dengan kata-kata.


Escarpment Lodge - Lake Manyara

Bathtub di tengah-tengah ruangan

Bathtub accessories (Escarpment lodge)

Kamar menghadap alam terbuka

Kamar kami saat sunset


Teras luar Lodge saat sunset

Anak-anak menikmati fasilitas kamar


Swimming pool menghadap alam terbuka

Swimming pool menghadap Lake Manyara
Setelah makan siang kami melakukan game di Lake Manyara National park selama 3 jam. Kami melihat banyak Zebra, Impala, dan Kerbau Afrika yang terkenal dengan keunikan tanduknya yang mirip rambut terbelah dua seperti poni. Ada juga babi hutan, Hippo, Baboon (sejenis kera besar) dan banyak burung-burung berwarna warni.

Kembali ke lodge, anak-anak tak ketinggalan menikmati fasilitas kamar, termasuk mandi bath-tub di tengah-tengah ruangan, ternyata mereka juga menganggap aneh mandi di tengah-tengah ruangan. Buttler kami datang membawa senampan teh hangat untuk kami kami nikmati setelah lelah kembali dari game ride. Sambil menikmati sunset di teras, kami semua menikmati teh hangat. Aku pun termasuk yang tidak ketinggalan berendam di bath-tub, kapan lagi mempunyai kesempatan mandi di tengah-tengah ruangan besar. Malam itu kami menikmati makan malam di Lodge utama dan kembali ke lodge kami masing-masing untuk tidur, semua tertidur pulas setelah lelah menjelajah Lake Manyara park . Di lodge sebagus ini kami hanya menginap satu malam saja.

Kerbau Afrika berjemur dibawah sinar matahari


Para zebra menari di bawah sinar matahari sore.
cahaya menghantam pepohonan, daun-daun dan rumput,
menciptakan warna hijau kekuningan menghantam bumi.
Kami sangat menikmati pemandangan yang kami lihat.

Para zebra bermain, menari dan saling berbisik diantara suara pepohonan



Day 2 - SERENGETI 

Setelah makan pagi kami check out dari Escarpment lodge dan langsung berangkat lagi menuju Serengeti. Kali ini jalan nya tidak ber-aspal, tapi jalan tanah merah dan bebatuan saja sampai nanti kami tiba di Serengeti pun kami tidak akan menjumpai jalan beraspal. Dalam perjalanan ke Serengeti, kami harus melewati Ngorongoro, kami melewati banyak sekali kampung-kampung Maasai. Kali ini jumlah nya berlipat-lipat dari yang kami lihat di perjalanan ke Lake Manyara. Ngorongoro adalah tempat bermukim nya para suku Maasai di Tanzania. Makan siang (Lunch box) kami lakukan secara piknik di tempat yang sudah disediakan di Ngorongoro National Park. Di tempat piknik tersebut di sediakan kursi - kursi dan meja taman, terdapat supermarket kecil menjual kebutuhan basic, dan juga tersedia toilet-toilet yang cukup bersih, disinilah kami semua harus menggunakan toilet sebelum melanjutkan kembali bersafari, dimana kami tidak akan bisa keluar dari kendaraan setelah berada di park nanti. Setelah makan siang kami Singgah di salah satu kampung Maasai.





Salah satu kampung Maasai dari kejauhan

Kami di sambut oleh kepala suku kampung tersebut, beliau meminta $80/per-mobil sebagai biaya memasuki kampung. Kami disambut dengan tarian Maasai. Kami di bawa berjalan-jalan disekitar kampung dan masuk ke dalam rumah Maasai untuk melihat seperti apa kehidupan mereka. Gubuk-gubug mereka terbuat dari ranting-ranting kayu, lumpur dan kotoran sapi. Sang ketua suku membawa kami juga melihat sekolah anak-anak Maasai, menerangkan gaya hidup mereka, cara membuat api sendiri dsb.

Anak-anak Maasai menggembala ternak nya


Seorang lelaki Maasai berfoto di depan mobil kami



Dalam perjalanan dari Ngorongoro ke Serengeti, kami disuguhkan dengan pemandangan yang belum pernah kami lihat sebelumnya, ladang datar yang sangat sangat luas tak terlihat ujung nya ada di sebelah kiri dan kanan jalan kami, dari kejauhan kami melihat titik-titik hitam berhampar, mirip sekali seperti pohon-pohon kecil yang tampak dari jauh, yang ternyata setelah lama kelamaan kami dekati titik-titik tersebut adalah jutaan ekor Zebra dan Wildebeest yang sedang bermigrasi. Pada bulan April mereka berada di Ngorongoro berimigrasi menuju Serengeti, kemudian bulan Oktober nanti mereka akan tiba di Maasai Mara (Kenya). Aku sangat terharu melihat sekitarku, tenggorokan ku kering, aku tak pernah menyangka bisa melihat pemandangan seperti ini, my dream is finally comes true! Bahkan lebih indah dari yang kudengar.


Jutaan Wildebeest migrasi - Ngorongoro


Melewati gerombolan Jerapah

Sejenis ayam hutan yang banyak di temukan di Serengeti park


Serengeti Sopa menghadap Serengeti Savannah


Taman Serengeti Sopa Lodge yang menghadap ke Savannah


Swimming pool lodge


Swimming pool di hadapan Serengeti Savannah  - Serengerti Sopa Lodge

Serengeti Sopa Lodge bedroom


Serengeti Sopa Lodge


Serengeti Sopa Lodge bedroom


Sore hari kami tiba di Serengeti Sopa Lodge dalam keadaan kotor dan sangat letih, tiba di kamar kami semua langsung mandi. Apalagi sesudah memasuki rumah Maasai. Kami mendapat dua kamar yang connecting. Sopa lodge lumayan bagus walau terkesan tua, tapi terawat dan bersih dan hotel nya  besar, memiliki restaurant yang besar indoor dan outdoor. Taman besar yang indah dengan kursi-kursi dan meja terdapat di sudut-sudut taman. Ada anak-anak tangga ke gedung utama dan swimming pool yang menghadap ke Serengeti Savannah, pemandangan yang disuguhkan dari taman ini sangat breathtaking. Kami melewati sore-sore hari kami dengan duduk-duduk di taman, yang kebetulan mempunyai akses Wifi. Ruang makan nya besar dan selalu penuh, tampak nya lodge tersebut sering didatangi turis. Kali ini kami akan tidur 2 malam di Serengeti sopa Lodge.


Day 3 - Safari SERENGETI

Pagi-pagi jam 9.00 kami sudah menaiki mobil safari, hari itu kami akan berada di padang savannah serengeti seharian. Roof mobil safari kami buka, dan kami bisa melihat luas dari atas. Kami melewati area yang banyak lalat atau nyamuk Tse tse nya. Nyamuk Tse tse berasal dari Afrika, bentuknya besar lebih mirip lalat, berwarna coklat ke abu-abu an, dikenal dengan menularkan sleeping sickness dari gigitan nya yang dapat mematikan manusia dan binatang. Kami semua digigit nyamuk-nyamuk Tse tse, gigitannya menimbulkan rasa perih. Aku sempat panik, tangan ku meraih kain jacket dari dalam tas dan mengayun-ayunkan di udara mengusir nyamuk-nyamuk itu. Guide kami tertawa-tawa, tidak apa-apa dan jangan takut katanya.


Selama safari di Serengeti, aku menikmati pemandangan savannah yang luas dan indah, dengan pohon-pohon Acacia tersebar satu persatu, pohon savannah Afrika yang terkenal. Kami berhenti tak jauh dari pohon Acacia besar yang berisi keluarga Leopard. Lalu kami berhenti di kubangan sungai yang berisi Hippo.

Kami mengitari Serengeti yang tak berujung, Endless Serengeti, aku melihat titik-titik hitam di kejauhan, membetuk garis horizontal. "Don't tell me those are elephants" kataku kepada guide kami. Dia bilang "Yes, those are elephants". Pelan-pelan kami dekati keluarga gajah Afrika yang besar itu, terdapat anak-anak gajah juga di kelompok itu. Kami berhenti dekat sekali dengan mereka, ngga nyangka kalau kita benar-benar bisa dekat dengan mereka. Salah satu gajah mendekat dan kelihatan tidak senang dengan kami, dia menggoyang-goyangkan kepala dan telinga nya yang lebar dan mengeluarkan suara yang keras sekali. Dari jauh kami melihat banyak mobil safari berhenti bergerombol di dekat sebuah pohon Accacia besar, kami sudah menduga, apalagi kalau bukan Leopard. Leopard biasanya hidup didahan-dahan pohon. Sayang sekali kami melihat dari jauh, Leopard tidak terlihat jelas.


Lalat / nyamuk Tse tse
Titik-titik hitam dikejauhan adalah keluarga gajah Afrika


African elephant

Leopard diatas dahan pohon. Photo sudah di zoom habis.

Rombongan Impala


Kami juga melihat banyak sekali kawanan Impala berkelompok-kelompok memakan rerumputan hijau dan basah. Terdapat gerompolan Impala perempuan yang di kelompok tersebut hanya ada satu Impala laki-laki. Ternyata Impala laki-laki ini ketua dari group tersebut, dan tidak pernah ada kelompok Impala yang dipimpin oleh dua laki-laki, judul nya, si Impala laki-laki ini jelas berpoligami. Jika ada seekor impala laki-laki asing datang, maka sang ketua ini harus bisa mengalahkan nya, jika tidak group ini akan diambil alih oleh Impala asing tadi. Lalu ada lagi group Impala bachelor namanya. Mereka semua nya laki-laki, belum menemukan herd nya. 


Anjing Hyena



Hari itu pengalaman yang paling mengesankan adalah saat kami menyaksikan singa mencari mangsa. Awalnya kami dan banyak mobil-mobil safari lain berhenti di depan pohon Acacia besar yang ternyata ada seekor singa betina nangkring didahan yang besar. Tak lama kemudian terdengar suara gaduh dari bagian mobil depan, ternyata kami melihat banyak singa-singa berdatangan ke arah kami. Awalnya terlihat 4 ekor singa saja, lalu bertambah 2 dan bertambah 2 lagi dibelakang nya, sampai kami lihat sekitar 20 ekor singa, yang berisi singa betina, singa lelaki yang masih muda dan banyak anak-anak singa dibelakang nya. Tiba-tiba kami jadi tak tertarik lagi untuk menonton singa yang senang nangkring diatas pohon. Semua mobil-mobil safari menghidupkan mesin dan pelan-pelan berbalik mengikuti singa-singa yang berlari lari ini. Singa diatas pohon tertinggal sendirian.

Singa-singa betina adalaha hunter, sementara singa laki-laki biasanya datang setelah singa betina mendapatkan mangsa nya. Karena padang savannah yang datar, dan ilalang yang tinggi, singa-singa akan berada di pohon pada waktu musim hujan di sebabkan mangsa nya tidak kelihatan diantara ilalang. Setelah musim hujan berakhir, para Zebra dan wildebeest akan tiba di Serengeti (Migrasi), dan rumput-rumput yang tinggi pun akan jadi santapan mereka, hingga para binatang predator dapat melihat mangsa dengan mudah. Ketika kami disana, para Zebra dan Wildebseest masih berada di Ngorongoro.
















Kami sangat takjub melihat betapa dekat kami dengan singa-singa tersebut, mereka berlarian kecil diantara mobil-mobil safari kami. Terlihat tak terganggu sama sekali dengan keberadaan kami. Singa-singa ini kelihatan kurus, rupanya memang sudah saat nya untuk makan. Singa makan 4 hari sekali, dan mereka hanya hunting 3-4 hari sekali, sisanya mereka tidur, singa menghabis kan waktu nya untuk tidur. Dari jauh kami melihat sekawanan Antilop yang dengan merumput. Singa-singa berhenti, memasang formasi hunting. Di ilalang yang tinggi, salah satu singa perempuan maju jauh ke depan, guide kami menerangkan bahwa singa tersebut adalah the leader of the hunting. Lalu ada seekor lagi kira-kira 100 meter di belakang nya, lalu 100 meter dibelakang lagi ada 5 ekor singa, mereka akan menunggu perintah dari sang leader. Singa-singa yang lain memasang formasi di tempat lain tak jauh dari situ, dan anak-anak singa menunggu di belakang.


Seekor singa betina besar meminum air dari genangan dibawah mobil safari

Mereka tegang, leher mereka naik tinggi, kaki siap berlari. Kami pun ikut tegang, mesin mobil semua kami matikan. Dari jauh kami melihat bahwa antilop-antilop tersebut juga tegang, kepala nya berdiri tinggi, tak bergerak, menurut guide kami mereka sudah mencium adanya bahaya. Betul juga, kira-kira 2 menit kemudian antilop-antilop itu berlari kabur. Belum beruntung singa-singa tersebut, dan mereka akan terus mencoba, mereka akan terus hunting sampai mereka bisa makan hari itu, ataupun malam itu, tak ada timing untuk singa mencari mangsa, bisa pagi, siang, sore ataupun tengah malam.

Malam itu kami bermalam lagi di Serengeti Sopa lodge, kemudian menuju Ngorongoro esok nya.


Day 4 NGORONGORO

Kami meninggalkan serengeti menuju Ngorongoro dan akan menginap di sana dua malam. Dalam perjalanan menuju Ngorongoro kami mengucapkan selamat tinggal kepada padang Serengeti nan abadi, selamat tinggal kepada savannah tak berujung, pohon-pohon Accacia yang berserakan di tanah yang rata dan luas.

Seekor Zebra menikmati pucuk-pucuk daun tak jauh dari mobil kami

Karena kami masih berada dalam area konservasi, dalam perjalanan menuju Ngorongoro kami sambil melakukan safari, pemandangan seperti ini kami tidak akan temukan di Ngorongoro, karena keadaan di Serengeti dan Ngorongoro sangat berbeda. Kami menikmati gerombolan-gerombolan Impala, Jerapah-jerapah yang sedang memakan pucuk-pucuk daun - daun muda yang berada dekat sekali dengan mobil kami.


Black and white bird

Burung-burung liar cantik banyak kami temukan di National park

Burung berwarna warni seperti candy

Superb Starling, jenis burung Afrika

Kami sempatkan juga mampir di museum kecil bernama Oldupai George, yang merupakan area observasi lokasi archaeological terkenal di Afrika timur dan menjadi salah satu tujuan utama bagi turis yang berkunjung ke Serengeti dan Ngorongoro. Area tersebut adalah tempat ditemukannya fossil-fossil manusia yang berumur 3.2 juta tahun, fossil-fossil tersebut membuktikan teori yang mengatakan bahwa manusia adalah keturunan monyet. Lalu kami berhenti di tempat piknik untuk makan siang lunch box kami. Kami di suguhkan lagi pemandangan perbukitan hijau Ngorongoro yang indah dan melewati kampung-kampung Maasai dan orang-orang Maasai dengan ternak-ternaknya.


Hujan turun semalam

Herd of Impalas

Agama. African Lizard


Anjing Hyena
Jerapah yang terluka hidup di alam liar

Baboon

Tiba di Serena Ngorongoro Lodge sudah sore hari, kami di bawa menuju 2 kamar yang connecting, satu untuk saya dan suami dan satu untuk anak-anak. Kamar-kamar ini berdekorasi Afrika, terbuat dari blok-blok kayu yang besar-besar dan batu-batu yang besar. Di teras luar terpampang Ngorongoro crater  menjadi pemandangan yang bisa kami nikmati dari tempat tidur.

Malam itu jam 7pm ada pertunjukan Maasai dance di bar lodge kami. Udara di Ngorongoro sangat dingin, jauh lebih dingin dari Serengeti. Kami memakai sweater-sweater komplit dengan kaus kaki, khususnya gue dan anak-anak. Di tengah-tengah bar terdapat satu ruangan pemanas dengan tungku yang berisi kayu yang dibakar untuk menghangat kan tamu. Sesudah menikmati tarian Maasai, kami naik ke ruangan atas untuk makan malam di restoran lodge.


Serena Lodge lobby - Ngorongoro


Serena Lodge - Ngorongoro



Serena Lodge - Ngorongoro





Bedroom in Serena Lodge,  Ngorongoro

Bedroom in Serena Lodge, Ngorongoro

Children bedroom (connecting) - Serena Lodge - Ngorongoro
Kamar anak-anak dengan teras yang menghadap ke kawah.

Day 5. NGORONGORO CRATER


Ngorongoro crater
Kawasan Konservasi Ngorongoro adalah daerah konservasi dan Situs Warisan Dunia UNESCO terletak sekitar 180 km sebelah barat dari Arusha di dataran tinggi kawasan Kawah Tanzania. Ngorongoro Crater adalah rumah permanen bagi hampir 25.000 hewan liar. Kawah Ngorongoro (Ngorongoro Crater) bagaikan sebuah mahkota yang berisikan permata-permata di dalam nya. Kawah gunung berapi, kaldera tak terputus dan terbesar di dunia, dan hewan-hewan liar permanen nya. Berdiameter 20 km, memiliki kedalaman 600 meter, dan berluaskan 300 km persegi. Ngorongoro Crater adalah keajaiban alam yang menakjubkan. Ngorongoro crater adalah tujuan safari kami terakhir di Tanzania. Pagi-pagi jam 9 kami sudah berangkat menuju kawah Ngorongoro. Hari ini kami akan safari mengitari Crater saja. Setelah sampai di bawah kawah aku baru sadar kalau kawah ini ternyata besar dan luas sekali. Banyak Zebra-zebra dan wildebeest dimana-mana, babi hutan, kerbau Afrika yang tanduknya unik membentuk rambut di kepalanya, gazelle, anjing Hyena, burung-burng yang indah, eagles, Gajah dan sebagainya. Uniknya gajah-gajah yang ada di crater ini semua nya gajah jantan. Gajah-gajah ini tidak pernah meninggalkan crater, gajah betina akan turun pada musim kawin dan kemudian kembali lagi keatas.

Di dalam crater kami banyak melihat kelompok-kelompok singa. Disinilah kami melihat singa-singa jantan, ada yang berpasang-pasangan, yang menurut guide kami sedang berbulan madu, ada juga yang keluarga, lengkap dengan anak-anaknya. Dari jauh kami melihat 4 ekor Rhino, karena jauh sekali kami hanya bisa melihat dengan teropong.


Si raja hutan




Lion King in the jungle




Burung elang ini membunuh dan memakan teman nya sendiri





Burung Ostrich dengan latar belakang gajah dibelakang


Didalam crater terdapat danau Magadi, salt lake yang berwarna pink, yang setelah kami dekati titik-titik pink ini ternyata jutaan flamingo yang menutupi danau. 

Siang hari kami singgah di sebuah danau yang berisi banyak Hippo untuk menikmati lunch box dari hotel, yang komplit berisi ayam, sandwich, buah, juice dan cake. Di park ini ternyata sudah banyak mobil-mobil safari yang berhenti. Para penumpang menikmati lunch box nya dengan menikmati pemandangan danau dengan hippo-hippo yang bermain-main di air.


Induk Hippo dan bayi Hippo berendam di air

Hippo-hippo berendam

Di dalam Ngorongoro crater







Danau yang tertutupi oleh Flamingo

Gerombolan gajah dari kejauhan - Ngorongoro Crater

Berakhir sudah petualangan kami di Tanzania. Meninggalkan Tanzania rasanya berat sekali, walau hanya 5 hari kami sudah jatuh cinta dengan Tanzania, dengan keindahan nya, dengan ramah tamahnya, dengan semuanya. Anak-anak pun merasakan hal yang sama. 

Esok harinya kami meninggalkan Ngorongoro, menuju Kilimanjaro airport dan terbang menuju Kenya. Dikarenakan ada pergantian jadwal pesawat malam itu kami menginap semalam di Nairobi, di hotel yang disediakan oleh pihak Kenya airlines, dan terbang ke Luanda esok pagi nya. 



Puncak Kilimanjaro dari kejauhan


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MALDIVES

Yangon (Myanmar)